OBAT
ANTIBIOTIK JANGAN DI CAMPUR SUSU
Obat yang mengandung unsur antibiotik
sebaiknya di minum pada saat perut dalam keadaan kosong. Paling cepat 0,5 jam
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Tujuanya, agar obat dapat diserap
secara maksimal dari saluran cerna dan di harapkan di peroleh kadar yang
optimal dalam darah untuk terapi.
Obat antibiotik terutama
derivat tetrasiklin, sebaiknya tidak di minum bersama susu, atau obat sakit
maag. Karena di dalam ketiganya terdapat unsur-unsur logam yang dapat berkaitan
dengan obat antibiotik, sehingga mempersulit proses pencernaan dan penyerapan.
Tidak Cuma harus di minum
selama jangka waktu tertentu, tapi sebaiknya obat antibiotik diminum dalam
selang waktu yang teratur dan tetap. Misalnya yang harus diminum tiga kali
sehari, berarti diminum dengan selang waktu kurang lebih delapan jam sekali.
Bukan sekedar pagi, siang, dan sore dengan selang waktu yang berbeda-beda. Ini
agar mendapatkan kadar obat dalam darah yang lebih stabil di sekitar kadar
optimalnya untuk mencapai efek terapi.
Penderita penyakit hati dan
ginjal harus lebih hati-hati dalam menggunakan antibiotik maupun obat-obatan
lain. Karena pada umumnya obat antibiotik dicerna di hati dan dibuang melalui
ginjal, sehingga dapat memperberat fungsi ginjal dan hati yang sudah mulai
menurun. Gangguan fungsi kedua organ tersebut juga akan menyebabkan penimbunan
dan peningkatan kadar obat antibiotik di dalam darah, sehingga makin
memperbesar resiko timbulnya efek sampinganya yang tentunya tidak di harapkan.
Pada kasus tertentu misalnya
demam thypoid (tipus), obat-obat antibiotik harus di minum terus sampai
beberapa hari setelah gejala penyakit tersebut hilang. Ini di maksudkan untuk
mengurangi kemampuan terjadinya karier (kuman masih mengendon di dalam tubuh
tanpa menimbulkan gejala sakit) yang dapat memicu kekambuhan atau penularan
penyakit tersebut.
Berdasarkan sifat kerjanya
terhadap bakteri, obat antibiotik terbagi dalam 2 golongan. Yaitu yang bersifat
bakterisida (dapat membunuh bakteri) dan bersifat bakteriostatik (menghambat
perumbuhan bakteri). Yang termasuk golongan pertama adalah derivate penicillin,
sedangkan yang termasuk kedua yaitu derivate kloramfenikol, eritromisin dan sulfonamida.
Kombinasi atau di antara sesama
obat antibiotik bakterisida atau diantara sesama obat antibiotik
bakteriostatik, secara klinis tidak merugikan. Tetapi belum tentu juga lebih
menguntungkan dibandingkan dengan preparat tunggal. Namun gabungan antara obat antibiotik
bakteriostatik kadang-kadang dapat merugikan. Contohnya, kombinasi antara derivat
tetrasiklin dan penisilin. Tetrasiklin yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
mengurangi kegunaan penicillin, karena penicillin justru bekerja aktif terhadap
bakteri yang sedang tumbuh cepat. Walaupun demikian, ada juga kombinasi
bakterisida-bakteriostatik yang ternyata menguntungkan secara empiris.
Yang perlu diingat, pemakaian
obat antibiotik memang tidak boleh sembarangan, tetapi obat antibiotik bukanlah
obat yang harus di takuti atau di hindari. Pemakainya yang terlambat justru
dapat memperberat suatu penyakit, bahkan dapat berakibat fatal. oleh karena itu,
gunakanlah obat antibiotic secara cermat dan tepat sesuai petunjuk dokter anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar