Kamis, 19 Juli 2012

HEPATITIS B


HEPATITIS B

Bila hepatitis A bersifat akut, sebaliknya dengan Hepatitis B. Penyakit infeksi pada hati disebabkan oleh virus Hepatitis B kronik dan infeksius. Penyakait ini dapat berakibat fatal, karena tanpa penanganan dan pengobatan yang baik mempunyai resiko tinggi terjadinya komplikasi seperti mengerutnya jaringan hati (cirrosis hepatitis) sampai timbulnya kangker hati (hepatoma).
Penyakit ini menyerang manusia dan seringkali tidak menampakkan gejala pada awalnya, jadi seringkali seseorang tidak mengetahui kalau dalam tubuhnya terdapat virus Hepatitis B. Tetapi virus ini suatu saat akan aktif sehingga gejala pun akan muncul.
Penyakit ini cukup berbahaya, bukan saja bagi penderita, tapi juga bagi orang lain yang hidup di lingkungannya.
Pada keadaan akut, gejala awalnya mirip penyakit influenza, seperti demam, lemas, lesu, setelah itu muncul rasa mual muntah serta nyeri kepala dan otot. Warna air seni pun jadi kecoklatan dan sebagian tubuh terutama kulit dan mata akan terlihat kuning. Bila dilakukan pemeriksaan pada organ hati akan tampakn pembesaran pada hati.
Selain terdapat pada hati dan darah, virus Hepatitis B juga terdapat pada cairan-cairan tubuh seperti air liur, keringat, sperma, serta cairan vagina. Oleh karena itu penularan cairan penyakit ini bisa terjadi lewat banyak cara, mulai tranfusi darah, penggunaan jarum suntik, lewat selaput lendir mata dan hidung, atau melalui alat kelamin dengan hubungan seksual. Selain itu dapat  juga melalui luka yang terbuka di tubuh, bahkan penggunaan bersama alat-alat rumah tangga yang bisa melukai seperti pisau cukur atau gunting kuku.
Pada ibu hamil yang menderita penyakit ini dapat menularkan penyakitnya kepada janin yang dikandungnya, sehingga janin akan lahir dengan membawa bibit penyakit Hepatitis B.  Penularan biasanya terjadi pada saat proses persalinan, misalnya pada saat dilakukan pengguntingan jalan lahir (episiotomi), pada saat ini akan terjadi  kontak langsung antara luka-luka kecil pada tubuh bayi dengan darah ibu yang memang sudah terkontaminasi dengan virus Hepatitis B.
Sebenarnya resiko penularan Hepatitis B pada ibu hamil ke janin dapat dicegah dengan pemeriksaan  dan deteksi penyakit secara dini. Bila dengan pemeriksaan ibu hamil terbukti terinfeksi virus hepatitis B, setelah melahirkan dianjurkan si bayi segera divaksin Hepatitis B.
Infeksi Hepatitis B yang menyerang orang dewasa, Insya Allah 90 % akan bisa sembuh sempurna dengan pengobatan dan perawatan yang baik, sebaliknya akan menjadi kronis  bila infeksi viru ini menyerang pada masa bayi.
Pencegahan dengan vaksinasi dapat dilakukan pada orang dewasa, terutama pada kelompok yang beresiko tinggi seperti dokter, para medis dan tenaga laboratorium yang selalu kontak dengan produk darah yang biasa saja mengandung virus Hepatitis B. Selain itu vaksinasi juga diperlukan bagi keluarga penderita penyakit ini dan pasien yang selalu melakukan tranfusi darah atau cuci darah (hemodialisa).
Penanganan yang dilakuakan pada penderita Hepatitis B aktif bertujuan untuk memperbaiki fungsi hati serta membunuh virus Hepatitis B dan mencegah perkembang biakan virus. Pada mereka yang sudah terdeteksi di dalam tubuhnya terdapat virus Hepatitis B non aktif dianjurkan untuk melaksanakan pemeriksaan darah secara berkala untuk dapat mendeteksi secara dini bila harus virus tersebut teraktivasi, oleh karena seseorang yang terserang virus Hepatitis B juga memiliki resiko tinggi terkena kanker hati.

HEPATITIS C

Bukan hanya virus Hepatitis B  saja yang menular, penyakit yang disebabkan virus Hepatitis C ini pun bisa menular, cara penularannya sama yaitu melalui darah, sperta serta cairan vagina.
Seperti Hepatitis A dan B, bila tidak diatasi dengan baik Hepatitis C juga tidak langsung menampakkan gejalanya. Biasanya gejala awal yang timbul adalah sekedar tidak enak badan yang sering hilang dengan sendirinya atau setelah minum obat-obatan. Tetapi pada keadaan akut akan muncul rasa lemas, mual serta demam, setelah itu sebagaimana penyakit Hepatitis lainnya, kulit tubuh, kuku serta mata mulai berwarna kuning dan air seni pun berwarna kecoklatan .
Seperti juga Hepatitis B, bila tidak diatasi dengan baik, Hepatitis C dapat menjadi kronik dan beresiko tinggi terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan pengerasan hati sampai terjadinya kanker hati (Hepatoma).
Dengan perawatan dan pengobatan yang baik, penderita Hepatitis C bisa sembuh dan fungsi hati akan bekerja sempurna kembali, akan tetapi virus ini tidak bisa hilang sempurna, adakalanya masih terus berkembangbiak dan bersembunyi dalam hati.
Sayangnya vaksinasi untuk virus ini masih belum ada. Untuk itu disarankan untuk menjaga pola hidup dan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu tertularnya virus Hepatitis C, misalnya menjaga kebersihan, tidak menggunakan peralatan rumah tangga yang dapat melukai tubuh seperti pisau cukur secara bersamaan dengan penderita dan jangan mengkonsumsi minumah berakohol.
Penanganan terhadap penyakit Hepatitis C mirip dengan Hepatitis B. Selain berusaha mengembalikan kerja dan fungsi hati, apabila ada peradangan hati yang tidak terlalu berat, penderita dianjurkan banyak istirahat dan mengatur pola makan yang menunya bergizi serta berolahraga ringan dan berobat secara teratur. Dengan demikian, daya tahan tubuh penderita akan menjadi lebih kuat dan virus pun tidak punya kesempatan untuk aktif.
Sesungguhnya Allah menurunkan obat dan penyakit. Dan menjadikan setiap penyakit ada obatnya, mka berobatlah kamu sekalian tapi jangan berobat dengan-barang haram”     
  

  

  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar