Rabu, 18 Juli 2012

Asma


Asma (mengi)

                Sudah sejak kecil arif mengidap asma. Berbagai cara pengobatan sudah di jalani; selain pengobatan medis juga sudah di lakukan pengobatan non medis seperti akupuntur dan jamu tradisional. Namun, penyakit ini masih saja mengganggu. Pada saat kembuh, arif merasakan sesak nafas di barengi batuk, terkadang ia dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan alat Bantu pernafasan.
Seorang dokter ahli meneliti apakah penyebab asma tersebut karena di alergi atau karena faktor lain? Ternyata arif tidak tahan terhadap debu, dan kasur kapuknya harus dig anti dengan kasur busa. Setelah mendapat pengobatan imunoterapi selama dua tahun penyakitnya alhamdulillah mereda.
                Walaupun penyakit asma atau bengek (jawa;mengi) ini sudah di kenal orang lebih dari 2000 tahun yang lalu, penyebabnya yang pasti hingga kini masih belum seluruhnya terungkap. Seorang ahli mengatakan, asma yang dalam bahasa yunani berarti “sesak nafas” bisa di bedakan menjadi dua macam; asam cardiale yang menjadi akibat kelainan jantung dan asma bronchial yang merupakan penyakit saluran pernapasan. Penderita asma bronchial menjadi hipersensitif dan hiperaktif terhadap bermacam-macam rangsangan dari luar. Gejalanya di tandai dengan penyempitan saluran pernafasan bagian bawah secara luas.
                Penyempitan saluran pernapasan ini, antara lain di sebabkan oleh berkerutnya otot polos saluran pernapasan, pembengkakan saluran lender, serta pembentukan timbunan lender yang berlebihan dalam rongga saluran pernapasan sehingga terjadi penyumbatan pada jalan napas.
                Namun, tidak semua sesak napas bisa di sebut disebabkan oleh asma. Bisa juga karena penyakit jagung, TBC, bronchitis, radang paru-paru, dll.
Alergi turunan
                Tipe asma bronchial ada yang bisa disembuhkan dan ada yang menetap. Asma alergi ekstrinsik atau atopik dengan gejala sesak napas dan mengi yang kumat-kumatan seperti halnya arif tadi, adakalanya hilang spontan tanpa banyak penggobatan. Serangan asma biasanya terjadi karena kontak berulang kali dengan zat atau bahan penyebab alergi seperti debu, tungau (makhluk super mini yang betah tinggal di kasur kapuk), obat nyamuk, tepung sari tumbuh-tumbuhan, bulu hewan dll. Penderitanya paling banyak di Negara tropis seperti Indonesia. Pada umumnya, 85% timbul sebelum usia 30 tahun.
                Seperti halnya arif, ia mulai terjangkiti pada usia 4 tahun. Hasil tes tusuk kulit (prick test) tampak positif.sedangkan hasil tes darah menunjukkan bahwa kadar Zat antibody jenis IgE (Imunoglobulin E) atau regain-nya cukup tinggi. Disini berarti sistem pertahanan/kekebalan tubuh Arif mencelakakan tubuhnya sendiri.
                IgE yang merupakan salah satu antibody berupa sel darah putih dibentuk dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi adakalanya membawa ulah. Ia membabi buta lupa mana kawan dan mana lawan, akibatnya tubuh kita menajadi korban. Sekali barulah sulit di kembalikan ke kondisi normal dan ia akan selalu condong bereaksi salah.
                Penderita asma kebanyakan mempunyai riwayat dengan alergi lain seperti gatal, pilek, atau eksem. Ditinjau dari silsilah keluarganya, ternyata nenek penderita mempunyai salah satu penyakita alergi. Rupanya penyakit ini menurun. Sebagaian besar asma jenis ini hilang pada waktu puber, walaupun adakalanya kumat pada waktu dewasa atau tua.
Asma Non Alergi
                Kalau asma alergi lebih mudah di tangani, beda dengan asma non alergi atau initrinsic (idiopatik) yang pengobatanya lebih sulit karena disini tidak di temukan faktor allergen spesifik. Tes alergi pada kulit negative dan kadar IgE dalam darah pun normal serta tidak ada respon dengan pemberian imunoterapi merupakan tanda asma jenis ini. Sebelum di temukanya obat steroid, asma jenis ini cepat menghebat menghebat, menetap dan tidak jarang berakhir fatal. Biasaya asma jenis ini timbul di karenakan adanya gangguan psikis, olahraga berat, perubahan suhu yang drastis dll. Asma jenis ini cenderung menjadi kronis dan disertai batuk serta produksi dahak berkelanjutan serta sering di jumpai bersamaan dengan polip hidung dan rentan terhadap aspirin.
                Ada jenis asma lain yang lebih berat, misalnya asma bentuk kombinasi yang sulit di pastikan bersifat alergik atau non alergik. Selain itu terdapat jenis asma dengan penyulit yang merupakan asma komplikasi, misalnya; asma yang timbul disebabkan oleh penyakit emfisema (paru-paru membesar), penyakit pada selaput pembungkus paru-paru, paru-paru robek sehingga paru mengempis akibat benturan keras atau penyakit lain.
                Serangan asma berat lain adalah status asmatikus. Penderita bisa tak tertolong pada saat serangan ini, dikarenakan obat pelanggar napas yang lazim di gunakan untuk serangan akut sudah tidak mempan sehingga di perlukan alat Bantu napas.
Pengobatan rutin.
                Asma memang penyakit yang sangat mengganggu penderitanya karena sulit disembuhkan secara tuntas. Anak-anak akan terganggu pelajaranya, orang dewasa akan terganggu karier dan pekerjaanya. Sementara obat yang ada pada umumnya hanya untuk mengendalikan penyakitnya agar aktivitas penderita tidak terganggu dan suatu saat di harapkan terjadi perubahan secara spontan. Di perlukan pemahaman dan kesadaran penderita beserta keluarga, di karenakan proses pencegahan lebih baik  dari pada pengobatan. Pengendalian faktor luar yang di ketahui sebagai faktor pencetus harus di waspadai, misalnya; kita tahu pencetusnya asap rokok, hindari asap rokok. Fisioterapi adakalanya diperlukan untuk membuang dahak yang berlebihan, selain latihan napas dan latihan relaksasi untuk melonggarkan otot pernapasan. Berolah raga sangat di sarankan terutama yang mengandung nilai aerobic dengan waktu dan intensitas yang stabil.
                Diet makanan juga di perlukan, akan tetapi tanpa di dukung oleh latihan serta pengobatan yangt teratur, tidak sepenuhnya dapat mengobati penderita. Dimohon jangan terlalu gegabah mengobati diri sendiri tanpa petunjuk dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar