DIARE
Penyakit yang satu ini mungkin tidak asing lagi di kalangan
masyarakat, karena penyakit ini sering
didapati pada masyarakat tanpa pandang umur baik orang dewasa, remaja,
anak-anak sampai pada anak bayi. Sekilas diare memang dianggap suatu penyakit yang
sudah biasa terjadi pada manusia mungkin salah makan dan sebagainya, akan
tetapi perlu diwaspadai oleh karena penyakit ini bila dibiarkan tanpa penanganan sama sekali
atau tanpa pengobatan dengan segera akan dapat berakibat fatal yang akan
berakhir dengan kematian.
Diare merupakan
penyakit yang ditandai dengan buang air besar dimana konsistensi tinja lembek
sampai encer dan frekuensinya lebih dan tiga kali dalam sehari, dengan atau
tanpa darah di dalam tinja, dengan atau tanpa lendir di dalam tinja. Diare yang
bersifat akut adalah diare yang terjadinya secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi atau anak-anak, maupun pada dewasa sehat. Diare
yang bersifat akut apabila tanpa atau dengan pengobatan belum ada perubahan,
dapat berlanjut menjadi diare yang bersifat persisten apabila diare tersebut
berlangsung selama 14 hari atau lebih.
Penyebab dari diare
sangat bervariasi mulai dan sanitasi lingkungan yang kotor, higiene individu
yang jelek, faktor infeksi, faktor alergi, sampai dengan yang disebabkan oleh
psikologis yang tidak stabil. Faktor infeksi dapat disebabkan oleh berbagai
macam infeksi mikro organisme, misalnya: Infeksi Virus (rotavirus, adenovirus), Infeksi bakten (shigella,
salmonella, E.coli, vibro), Infeksi parasit (protozoa,
cacing perut), dan jamur kandida. Diare
juga dapat disebabkan dengan adanya gangguan penyerapan usus terhadap
karbohidrat (intoleransi laktosa),
lemak dan protein. Dan faktor makanan atau pola makan yang tidak higienis bisa
dimungkinkan timbulnya diare oleh karena makanmakanan yang sudah basi, makanan
yang beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu. Penyebab lain adalah
adanya gangguan terhadap kekuatan daya tahan tubuh, hawa yang dingin dan
gangguan psikologis seperti rasa takut dan cemas, misalnya seperti pada
seseorang yang akan menghadapai ujian atau test.
Pada dewasa mungkin
kita tidak akan kesulitan untuk mendeteksi dan penanganan penyakit ini secara dini, akan teatapi perlu diwaspadai
apabila diare ini terjadi
pada anakanak atau pada bayi. Pada anak-anak atau bayi awalnya anak akan
menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat oleh karena adanya
infeksi, nafsu makan menurun atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
konsistensinya makin cair, mungkin juga mengandung darah atau tidak, mengandung
lendir atau tidak, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
oleh empedu, daerah anus dan
sekitarnya menjadi lecet oleh karena iritasi dikarenakan tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat
juga terjadi sebelum diare atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air
dan elektrolit dan diare dan muntah yang terus menerus, maka dapat terjadilah
gejala kekurangan cairan yang dinamakan dehidrasi yang ditandai dengan berat
badan anak yang turun, mata terlihat cekung, selaput lendir mulut dan bibir
terlihat kering, merasa haus dan ingin terus minum, kulit lembek dan keriput ( turgor kulit menurun), dan buang air kecil
sedikit. Selain itu oleh karena cairan yang keluar yang berupa air dan
elektrolit tidak sesuai dan seimbang dengan cairan yang masuk, maka akan
terjadi gangguan keseimbangan asam dan basa yang ditandai dengan kadar gula
darah yang menurun, gangguan gizi, gangguan sirkulasi peredaran darah dan
gangguan pernapasan. Untuk diare yang berlangsung lama dapat terjadi kejang
pada anak oleh karena dehidrasi yang dapat berakibat pada kematian.
Pada pasien diare
penanganan pertama sangat diperlukan terutama dalam kebutuhan cairan baik pada
anak-anak, bayi, maupun dewasa. Diare dengan konsistensi tinja encer dengan
atau tanpa disentai dengan muntah membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit
tanpa melihat penyebab dari diare tersebut. Pada prinsipnya pemberian cairan
harus seimbang, cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah cairan yang
telah hilang melalui diare dan muntahnya. Untuk cairan yang dianjurkan untuk
diberikan seperti cairan oralit, cairan gula dan garam, makanan cair (sup, air tajin, minuman yoghurt) atau air yang dimasak terlebih dahulu, dan
berikan larutan sebanyak anak mau hingga diare berhenti. Selain itu, berikan makanan
pada anak untuk mencegah kekurangan gizi, ASI terus diberikan, sedangkan
apabila anak mendapat susu tambahan dianjurkan untuk diencerkan dari pemberian
biasanya. Bila pada anak penderita diare yang sudah mendapatkan makanan padat,
dianjurkan untuk diberikan makanan bubur berikan motivasi anak untuk makan
sedikitnya 6 kali dalam sehari, dapat diberikan sari buah segar atau pisang
halus untuk menambah asupan kalium yang hilang keluar bersama diare dan muntah.
Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan
setiap dari selama 2 minggu. Bila perlu dan anda sangat khawatir dengan kondisi
anak anda, bawalah ke dokter atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Pada penderita dewasa mungkin tidak serumit pada
anak-anak atau bayi. Pada orang dewasa, pemberian cairan tetap yang utama untuk
mencegah timbulnya dehidrasi. Pemberian obat-obatan anti diare yang ada di toko
obat bisa juga untuk diberikan, akan tetapi apabila sakit berlanjut, frekuensi
buang air besar meningkat disertai muntah atau badan mulai panas, merupakan
tanda adanya infeksi, dan dianjurkan untuk segera berobat ke dokter atau
pelayanan kesehatan lainnya, sambil diperlukan makanan yang cukup gizi untuk
perbaikan kondisi penderita diare pada orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar