Sabtu, 24 November 2012

73 GOLONGAN UMAT RASULULLAH SAW



73 GOLONGAN UMAT RASULULLAH SAW

Tentang Islam akan terpecah menjadi banyak golongan 
“Akan ada segolongan umatku yang tetap atas Kebenaran sampai Hari Kiamat dan mereka tetap atas Kebenaran itu.” HR. Bukhari dan Muslim.
Rasulullah Saw lewat riwayat Jabir Ibnu Abdullah bersabda : 
“ Akan ada generasi penerus dari umatku yang akan memperjuangkan yang haq, kamu akan mengetahui mereka nanti pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin Maryam akan datang, dan orang-orang akan berkata, “Wahai Isa, pimpinlah jamaa’ah (sholat), ia akan berkata, “Tidak, kamu memimpin satu sama lain, Allah memberikan kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa tidak seorang pun akan memimpin mereka kecuali Rasulullah SAW dan orang-orang mereka sendiri.”

Hadis tentang sejumlah 73 golongan yang terpecah dalam Islam 
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan.” HR. Sunan Abu Daud.
Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, 'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” HR. Sunan Abu Daud.
Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:"Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab: "Al Jamaah." HR Sunan Ibnu Majah.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaa’ah.” HR. Sunan Ibnu Majah.
“Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu.”  Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: “Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?”  Nabi menjawab: ” Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rasulullah Saw menjawab, “ Yang mengikutiku dan para shahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:  “Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka.” Bertanya para Sahabat: “Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jamaah.” 
Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :  “Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” HR.Musnad Imam Ahmad.

Umat Islam terpecah menjadi 7 golongan besar yaitu:
1. Mu'tazilah, yaitu kaum yang mengagungkan akal pikiran dan bersifat filosofis, aliran ini  dicetuskan oleh Washil bin Atho (700-750 M) salah seorang murid Hasan Al Basri.
Mu’tazilah memiliki 5 ajaran utama, yakni :
  1. Tauhid. Mereka berpendapat :
    • Sifat Allah ialah dzatNya itu sendiri.
    • al-Qur'an ialah makhluk.
    • Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah Ia.
  2. Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia sesuai perbuatannya.
  3. Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.
  4. Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha  yang membuatnya berpisah dari gurunya, bahwa mukmin berdosa besar, statusnya di antara mukmin dan kafir, yakni fasik.
  5. Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.
Aliran Mu’tazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab berdasarkan perbuatannya, sebab ia sendirilah yang menciptakannya.
Golongan Mu'tazilah pecah menjadi 20 golongan.
2. Syiah, yaitu kaum yang mengagung-agungkan Sayyidina Ali Kw, mereka tidak mengakui khalifah Rasyidin yang lain seperti Khlifah Sayyidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayyidina Usman bahkan membencinya. Kaum ini di sulut oleh Abdullah bin Saba, seorang pendeta yahudi dari Yaman yang masuk islam. Ketika ia datang ke Madinah tidak mendapat perhatian dari khalifah dan umat islam lainnya sehingga ia menjadi jengkel. Golongan Syiah pecah menjadi 22  golongan dan yang paling parah adalah Syi'ah Sabi'iyah.
3. Khawarij, yaitu kaum yang sangat membenci Sayyidina Ali Kw, bahkan mereka mengkafirkannya. Salah satu ajarannya Siapa orang yang melakukan dosa besar maka di anggap kafir. Golongan Khawarij Pecah menjadi 20  golongan. 
4. Murjiah.
  • Al-Murji’ah meyakini bahwa seorang mukmin cukup hanya mengucapkan “Laailahaillallah” saja dan ini terbantah dengan pernyataan hadits bahwa dia harus mencari dengan hal itu wajah Allah, dan orang yang mencari tentunya melakukan segala sarananya dan konsekuensi-konsekuensi pencariannya sehingga dia mendapatkan apa yang dia cari dan tidak cukup hanya mengucapkan saja. Jadi menurut al-murji’ah bahwa cukup mengucapkan “Laailahaillallah” dan setelah itu dia berbuat amal apa saja tidak akan mempengaruhi keimanannya, maka ini jelas bertentangan dengan hadits “dia mencari dengan itu wajah Allah”, maka ini adalah bentuk kesesatan al-murji’ah.
  • Al-Mu’tazilah dan Al-Khawarij meyakini bahwa seorang yang melakukan dosa-dosa besar kekal didalam api neraka, dan ini terbantah dengan sabda Rasulullah “sesungguhnya Allah mengharamkan atas api neraka orang yang mengucapkan Laailahaillallah”. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwasanya pengharaman api neraka membakar orang-orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” itu ada dua, pertama pengharaman secara mutlak dan ini bagi orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” dengan mendatangkan seluruh syarat-syaratnya, konsekuensi-konsekuensinya dan kandungan-kendungannya sehingga dia terlepas dari syirik besar, syirik kecil dan perbuatan-perbuatan dosa besar, kalaupun dia terjatuh kepada perbuatan dosa maka dia bertaubat dan tidak terus menerus diatasnya, maka orang yang sempurna tauhidnya seperti ini diharamkan api neraka untuk membakarnya secara mutlak, yakni dia tidak disentuh oleh api neraka sama sekali. Kemudian yang kedua, yaitu pengharaman yang tidak mutlak dan bersifat kurang, yang dimaksud yaitu pengharaman untuk kekal didalam api neraka, ini bagi orang-orang yang kurang tauhidnya sehingga dia terjatuh kedalam syirik kecil atau dosa-dosa besar yang dia terus menerus didalamnya, maka orang yang demikian ini diharamkan atas api neraka untuk membakarnya dalam jangka waktu yang kekal selama dia belum mengugurkan tauhidnya ketika didunia. Oleh karena itu pendapat al-mu’tazilah dan al-khawarij yang menyatakan bahwa pelaku dosa besar kekal didalam api neraka, ini adalah pendapat yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah.
  • Tidak ada dzikir yang lebih utama didunia ini kecuali “Laailahaillallah”.
  • Salah satu sebab dikabulkannya doa adalah dengan menggunakan sifat Allah dan nama-Nya, secara khusus memanggil Allah dengan uluhiyah-Nya, meminta dan berdoa kepada Allah dengan menyebutkan rububiyah-Nya.
“Laailahaillallah” merupakan dzikir dan doa, disebut dengan doa karena orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” mengharapkan ridha Allah dan ingin sampai kepada surga-Nya.
Golongan Murjiah pecah menjadi 5 golongan.
5. Najariyah, Kaum yang menyatakan perbuatan manusia adalah mahluk, yaitu dijadikan Tuhan dan tidak percaya pada sifat Allah yang 20. Golongan Najariyah pecah menjadi 3 golongan.
6. Al Jabbariyah, Kaum yang berpendapat bahwa seorang hamba adalah tidak berdaya apa-apa (terpaksa), ia melakukan maksiyat semata-mata Allah yang melakukan. Golongan Al Jabbariyah pecah menjadi 1 golongan.
7. Al Musyabbihah / Mujasimah, kaum yang menserupakan pencipta yaitu Allah dengan manusia, misal bertangan, berkaki, duduk di kursi. Golongan Al Musyabbihah / Mujasimah pecah menjadi 1 golongan.
Dan satu golongan yang selamat adalah Ahli Sunah Wal Jama'ah. 

Ahli Sunah wal Jama'ah.
1. Pengertian. 
Secara etimologi Ahli adalah kelompok/keluarga/pengikut. Sunah adalah perbuatan-perbuatan Rasulullah yang diperagakan beliau untuk menjelaskan hukum-hukum Al Qur'an yang dituangkan dalam bentuk amalan. Al Jama'ah yaitu Al Ummah ( Al Munjid) yaitu sekumpulan orang-orang beriman yang di pimpin oleh imam untuk saling bekerjasama dalam hal urusan yang penting.
Menurut istilah Ahli Sunah wal Jama'ah adalah sekelompok orang yang mentaati sunah Rasulullah secara berjama'ah, atau satu golongan umat islam di bawah satu komando untuk urusan agama islam sesuai dengan ajaran Rasulullah dan para sahabatnya.
2.Syarat terbentuknya Al Jama'ah.
Secara singkat telah diterangkan oleh Sayyidina Umar RA: " Tidak ada islam kecuali dengan jama'ah, Tidak ada jama'ah kecuali dengan imam, Tidak ada imam kecuali dengan Bai'at, Tidak ada bai'at kalau tidak ada taat.
Dan bai'at bukanlah syahadat, sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang salah, dan apalagi dengan pengkafiran diluar kelompok tersebut.
3. Terpeliharanya Islam.
Dalam masa-masa kerusakan islam Allah menunjukkan kasih sayangnya dengan membangkitkan para mujadidnya setiap 100 tahun sekali yang meluruskan kembali pemahaman ajaran Rasul sesuai dengan kebutuhan  pemahaman mereka saat itu hingga turunnya masa imam Mahdi.
Dari berbagai sumber.

CAHAYA WAJAH RASULULLAH SAW



CAHAYA WAJAH RASULULLAH SAW

Pada saat kelahiran Rasulullah saw  –berdasarkan riwayat-riwayat yang sampai pada kita- diriwayatkan dengan sanad yang bermacam-macam bahwa Sayyidah Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah berkata, “Ketika aku dalam proses melahirkan Rasulullah, aku tidak mendapatkan rasa sakit sedikit pun sampai aku melahirkannya. Ketika Rasulullah sudah lahir, keluarlah cahaya yang menyinari antara timur dan barat.” Beliau lahir –seperti disebut dalam hadits- dengan bertelungkup dengan kedua tangannya. Dalam riwayat yang lain disebutkan, beliau lahir dalam keadaan duduk dengan lututnya. (seperti tahiyyat awal) sambil mengangkat kepalanya ke langit, dan bersamaan dengannya, keluarlah cahaya yang menyinari istana Syam dan pasar-pasarnya. “Sampai aku melihat leher-leher unta di bumi.” Demikian menurut ibunda Rasulullah saw.

Ada pula kesaksian seseorang yang pernah menyaksikan peristiwa kelahiran Rasulullah. Ialah ibu Utsman binti Abdash, beliau berkata, “Aku menyaksikan ketika Aminah melahirkan Rasulullah, keluar cahaya yang menyinari seluruh rumah. Di saat itu aku sedang berada di rumahnya. Kemana pun kami melihat, yang terlihat adalah cahaya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Al Thabrani, juga Al Haitamidalam kitab Majma’ 2:220

Banyak sekali hadits-hadits yang menyebutkan bahwa seluruh anggota tubuh Rasulullah serta wajah beliau bercahaya. Ada sahabat yang berkata, “Aku punya pertanyaan yang bertahun-tahun tidak sanggup aku sampaikan karena wibawa Rasulullah.” Karena cerita-cerita tentang wibawa Rasulullah itu, ada orang yang bertanya kepada Al Barra’, “Apakah wajah itu seperti pedang, sehingga orang yang melihatnya ketakutan?” “Tidak. Wajahnya seperti rembulan.”

Ka’ab bin Malik menceritakan, “Ketika mengucapkan salam kepada Rasulullah, aku melihat wajah beliau berseri-seri karena kebahagiaan. Jika merasa bahagia, wajah Rasulullah itu berseri-seri seperti rembulan.” Demikian diriwayatkan dalam Shahih Bukhari bab shifat Nabi. Karena itu, dalam shalawat, kita sering mendengar bait berikut:

            Anta syamsun anta badrun
            Anta nurun fauqan nuri
            Anta iksiru wa ghali
            Anta misbahush shuduri

            Engkaulah matahari engkaulah rembulan
            Engkaulah cahaya di atas cahaya
            Engkaulah kesturi engkaulah wewangian
            Engkaulah cahaya hatiku

Menurut bait-bait tersebut, wajah Rasulullah seperti bulan yang bersinar. Mungkin ada juga orang yang berkata bahwa itu hanya metafora, kiasan, sebagaimana orang jatuh cinta yang sedang memuja-muja orang yang dicintainya. Jadi ada orang yang menganggap cahaya wajah Rasulullah itu hanya sebagai kiasan. Menurut mereka, itu bukan makna yang sebenarnya, seperti kita sering mendengar ungkapan orang yang wajahnya berseri-seri hanya seolah-olah bersinar.

Tetapi sebetulnya mereka itu keliru. Wajah Rasulullah tersebut benar-benar bercahaya dalam artian yang sebenarnya, bukan hanya kiasan. Sekali lagi, wajah Rasulullah saw  benar-benar bercahaya. Dalam hal ini ada keterangan dari Sayyidah Aisyah, Kanzul Ummal 6:207. Berkata Sayyidah Aisyah, “Aku meminjam jarum dari Habsah binti Rawahab untuk menjahit. Jarum itu jatuh. Aku mencari-cari, tapi tidak menemukannya. Maka ketika Rasulullah masuk, kelihatan jelaslah jarum yang hilang itu karena pancaran sinar wajahnya. Aku pun tertawa. Rasulullah bertanya, ‘Hai Humaira, mengapa engkau tertawa?’ Aku berkata, ‘Begini dan begini, ya Rasulullah,’ kuceritakanlah peristiwa itu. Kemudian Rasulullah berkata dengan suara yang keras, “Hai Aisyah, malanglah orang yang tidak diberi kesempatan memandang wajahku karena tidaklah seorang Mukmin atau kafir kecuali mengharapkan melihat wajahku.”

Insya Allah, meski di dunia ini kita tidak dapat melihat wajah mulia yang memancarkan cahaya itu, pada Hari Akhir nanti, kita akan diberi kesempatan melihat wajah Rasulullah saw.

KERINGAT RASULULLAH



KERINGAT RASULULLAH

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi saw biasa masuk ke rumah Ummu Sulaim, lalu tidur di ranjangnya, sementara Ummu Sulaim sendiri sedang tidak ada.
Suatu hari, beliau datang ke rumah Ummu Sulaim dan tidur di ranjangnya. Ada seseorang yang memberitahukan hal ini kepada Ummu Sulaim. “Rasulullah sedang tidur di ranjangmu, wahai Ummu Sulaim!” kata orang itu. Maka Ummu Sulaim pulang dan mendapati tempat tidurnya penuh keringat. Tidak menunggu lama, ia langsung membuka tempat pakaiannya, mengeluarkan kain dari dalamnya, lalu menyerap air keringat tersebut dan diperasnya untuk dituang di gelas.
“Apa yang kau lakukan, wahai Ummu Sulaim?” Tanya Rasulullah saw. “Kami berharap dengan keringat engkau ini keberkahan untuk anak-anak kami,” jawab Ummu Sulaim.
“Kamu akan mendapatkannya,” sahut Nabi.
Masih menurut Anas, “Rasulullah saw berkulit cerah dan keringatnya bagai butir-butir mutiara.”
Hubaib bin Abi Hardah mendapat berita dari seorang dari Bani Huraisy, bahwa ia berkata, “Saya berada di samping ayah saya ketika Rasulullah saw merajam Ma’iz bin Malik (karena berzina). Disaat beliau mengambil batu yang besar, saya merasa takut dan ngeri melihatnya. Maka saya merangkul Rasulullah saw. Ketika itulah, saya mencium keringat yang keluar dari ketiak beliau harum mewangi bagaikan parfum kasturi.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Suatu ketika ada seorang pria datang, ‘wahai Rasulullah, saya mau menikahkan putri saya. Mohon kiranya engkau dapat menolong saya.’
Rasulullah menjawab, “Sebenarnya aku tidak memiliki apa-apa. Tapi jika mau, kamu besok bisa datang lagi kemari dengan membawa botol yang tutupnya besar dan sebatang kayu pohon.”
Keesokan harinya pria itu datang lagi dengan membawa benda-benda yang disebutkan Nabi. Maka beliau langsung memeras keringat dari kedua lengannya, lalu dituangkan ke botol sampai penuh.
“Ambil ini dan katakan kepada putrimu, jika ia hendak memakai wewangian, cukup mencelupkan kayu ini ke botol, maka kayu itu akan membuatnya harum,” kata Nabi.
Semenjak itu, apabila putri pria tadi memakai parfum dengan kayu dari Nabi, maka penduduk Madinah mencium wangi yang semerbak darinya. Mereka lalu menamakan keluarga pria tadi sebagai “orang-orang yang harum”.

KEUTAMAAN RASULULLAH SAW MENURUT NABI ADAM AS



KEUTAMAAN RASULULLAH SAW MENURUT NABI ADAM AS
Diriwayatkan tentang Nabi Adam AS, beliau berkata,"Bahwa saya diajak mengelilingi Surga dan saya tidak melihat satu istana pun dan satu dedaunan pun yang ada di Surga kecuali tertulis nama Sayyidul Wujud Muhammad SAW." Lalu Nabi Sys bertanya pada Nabi Adam,”Wahai ayahku lebih mulia mana ayah dengan Nabi Muhammad SAW?” Jawab Nabi Adam, “lebih mulia Nabi Muhammad SAW dari nabi dan malaikat dengan enam macam kelebihan:

  1. Yang pertama dijodohkannya Nabi Muhammad saw dengan Khadijah atas kehendak ALLAH SWT karena disaat Nabi Muhammad SAW didustakan oleh kafir Quraisy, Siti Khadijah membenarkan serta menghiburnya dan diserahkan seluruh harta Khadijah demi perjuangan Rasulullah SAW.
  2. Disejajarkannya nama Rasulullah SAW dengan Asma ALLAH SWT.
  3. Nabi Muhammad SAW memiliki syafaat yang terbesar.
  4. Orang yang pertama kali dihidupkan setelah hari kiamat dan orang yang pertama kali memasuki Surga beserta para pengikutnya dengan kendaraan Bourag, serta membawa bendera kebesaran. Juga diapitnya Rasulullah SAW oleh Malaikat Jibril di kanan dan Malaikat Mikail disebelah kiri kemudian bernaung dibawah Arsy.
  5. Bahwa Surga itu diharamkan buat nabi-nabi yang lain, sebelum Sayyidul Wujud Muhammad SAW memasukinya terlebih dahulu beserta umatnya.
  6. Dan diciptakannya semua yang ada di alam ini karena Sayyidul Wujud Muhammad SAW.