KEBERSIHAN
BADAN, IBADAH, DAN KESEHATAN
Menjaga kebersihan badan merupakan hal
yang penting bagi seorang muslim. Mengingat di dalam dinul Islam kebersihan
merupakan sebagian dari proses keimanan. Membersihkan badan setelah berhajat,
bersetubuh, haid, dan nifas; selain untuk menyucikan diri kita sebagai seorang
muslim, juga untuk mencegah berbagai macam resiko terjangkitnya penyakit.
Istinja’ Dan Adabnya
Istinja’ adalah
membersihkan dubur dan kemaluan dengan air, disebabkan terdapatnya sesuatu yang
keluar daripadanya.
Lazimnya
istinja’dilakukan dengan air sebagaimana yang dicontohkan pertama kali oleh
Nabi Ibrahim as. Istinja’ wajib dilakukan atas semua najis yang keluar dari tubuh, dan istinja’ tidak sah
jika kotoran tidak dihilangkan terlebih dahulu, seperti air seni atau kotoran
lainnya yang menempel.
Istinja’ merupakan masalah penting
dalam kesehatan, karena secara medis membersihkan tempat kencing dan salurannya
dapat mencegah peradangan dan infeksi yang dapat membentuk nanah dan abses
(benjolan bernanah), serta pengendapan zat garam pada saluran kencing;
khususnya fosfat yang dapat menggupal membentuk batu.
Pada alat kemaluan perempuan dapat
terjadi peradangan dan infeksi karena kuman-kuman yang banyak terkandung dalam
tinja. Hal ini dikarenakan letak anatomi genetalia perempuan antara
dubur dan kemaluan berdekatan sehingga dengan adanya pola atau cara istinja’
yang salah pada perempuan akan mempermudah masuknya kuman pada tinja ke
kemaluan. Sehingga disarankan pada waktu istinja’, setelah buang hajat arahnya
dari depan ke belakang. Dengan demikian kuman dalam tinja terbawa ke belakang,
dan bukannya ke depan ke arah kemaluan.
Selain itu peradangan dan infeksi pada alat kemaluan sering dijumpai
pada kaum perempuan karena secara anatomis saluran kencing perempuan pendek,
sehingga mudah terkena infeksi kalau pola istinja’nya salah dan tidak
bersih. Sebab itu sangat dianjurkan
untuk memakai air yang bersih di dalam membasuh alat kemaluan.
Pada tahun 1963 di Kota Denver
Amerika Serikat, dilanda wabah penyakit tipus ganas. Saat itu di sana berlaku kebiasaan membersihkan
kotoran dengan tisu. Setelah kejadian itu mereka menetapkan kebijakan, bahwa
setiap orang yang selesai buang hajat diharuskan istinja’ dengan air. Semboyan
baru mereka adalah “Kebersihan tubuh dijaga dengan menggunakan air, sebagaimana
orang-orang Islam, bukan dengan tisu yang ada di WC.” Tak lama kemudian
wabah tersebut reda.
Jelaslah kesimpulannya, bahwa istinja’ dengan air dapat mencegah wabah
penyakit kolera dan menyebarnya penyakit lain ke tubuh manusia.
Oleh sebab dinul Islam telah
memberikan pendidikan yang agung buat umat manusia dengan dilarangnya kaum
muslimin buang hajat: di air yang tenang, pada sumber air, di jalan atau
(saluran) ke tempat air, tempat lalu-lintas orang, dan tempat-tempat yang
teduh, karena tempat-tempat tersebut efektif sebagai tempat berkembangnya kuman
dan bakteri penyebab penyakit, serta mediator terjadinya penularan penyakit.
Dengan mematuhi tata tertib di atas, insya Allah umat Islam dan
lingkungan akan terhindar dari penyakit seperti wabah kolera dan tipus
Mandi dan kesehatan
Mandi
adalah menyiramkan air bersih merata ke seluruh tubuh. Kaum muslimin diwajibkan
mandi lantaran berjunub, keluar mani, haid, dan nifas.
Dengan mematuhi aturan Islam yang demikaan, maka setiap
muslim harus bangga karena tetap berada satu tingkat di atas manusia lain yang
tidak mewajibakan mandi jika junub. Tingkah laku tersebut tidak berbeda dengan
hewan. Sedangkan seorang muslim adalah orang yang senang dengan kebersihan dan
kesucian. Allah berfirman dalam surat Muhammad ayat ke-12, “Sungguh
Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Dan, orang-orang yang kafir itu
bersenang-senang (di dunia) dan makan seperti makannya binatang-binatang. Dan,
neraka tempat tinggal mereka.”
Allah
swt sangat menyukai orang-orang yang bersih sebagaimana diterangkan
dalam surat al-baqarah ayat ke-222, “Sungguh Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan orang-orang yang menyucikan diri.”
Pada saat setelah kita melakukan hubungan suami isteri
(bersenggama, red), pada pihak lelaki, mandi dapat membersihkan badan,
alat kemaluan, mencegah terjadinya pengendapan kotoran, dan membersihkan
keringat yang dapat membawa bakteri dan jamur yang menyebabkan timbulnya
penyakit pada alat kemaluan.
Sementara bagi pihak perempuan,
mandi dapat melindungi alat kemaluan dari penyumbatan, penyakit jamur pada
mulut rahim, dan timbulnya infeksi. Begitu juga bagi kaum perempuan yang
selesai haid dan nifas, mandi dapat menghilangkan kotoran sisa darah haid atau
nifas dan lenguh-lenguh keringat. Demikian pula bila persetubuhan dilakukan
dalam keadaan suci dapat mencegah timbulnya penyakit, baik bagi suami maupun
isteri.
Oleh karena itu kita harus bangga
sebagai orang Islam yang mempunyai pedoman Kitab Suci al-Qur`an
dan al-Hadisusy Syarifah yang di dalamnya banyak menguraikan segenap hal
yang berguna bagi kesehatan kita.
*Adalah dokter Ma’had
Tee-Bee, pengasuh Rubrik Syifa’ dan NKS, juga penasehat Program
Ngaji Sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar