Selasa, 17 Juli 2012

KEBERSIHAN BADAN, IBADAH, DAN KESEHATAN


KEBERSIHAN BADAN, IBADAH, DAN KESEHATAN


Menjaga kebersihan badan merupakan hal yang penting bagi seorang muslim. Mengingat di dalam dinul Islam kebersihan merupakan sebagian dari proses keimanan. Membersihkan badan setelah berhajat, bersetubuh, haid, dan nifas; selain untuk menyucikan diri kita sebagai seorang muslim, juga untuk mencegah berbagai macam resiko terjangkitnya penyakit.

Istinja’ Dan Adabnya

Istinja’ adalah membersihkan dubur dan kemaluan dengan air, disebabkan terdapatnya sesuatu yang keluar daripadanya.
Lazimnya istinja’dilakukan dengan air sebagaimana yang dicontohkan pertama kali oleh Nabi Ibrahim as. Istinja’ wajib dilakukan atas semua najis yang  keluar dari tubuh, dan istinja’ tidak sah jika kotoran tidak dihilangkan terlebih dahulu, seperti air seni atau kotoran lainnya yang menempel.
            Istinja’ merupakan masalah penting dalam kesehatan, karena secara medis membersihkan tempat kencing dan salurannya dapat mencegah peradangan dan infeksi yang dapat membentuk nanah dan abses (benjolan bernanah), serta pengendapan zat garam pada saluran kencing; khususnya fosfat yang dapat menggupal membentuk batu.
            Pada alat kemaluan perempuan dapat terjadi peradangan dan infeksi karena kuman-kuman yang banyak terkandung dalam tinja. Hal ini dikarenakan letak anatomi genetalia perempuan antara dubur dan kemaluan berdekatan sehingga dengan adanya pola atau cara istinja’ yang salah pada perempuan akan mempermudah masuknya kuman pada tinja ke kemaluan. Sehingga disarankan pada waktu istinja’, setelah buang hajat arahnya dari depan ke belakang. Dengan demikian kuman dalam tinja terbawa ke belakang, dan bukannya ke depan ke arah kemaluan.
Selain itu peradangan dan infeksi pada alat kemaluan sering dijumpai pada kaum perempuan karena secara anatomis saluran kencing perempuan pendek, sehingga mudah terkena infeksi kalau pola istinja’nya salah dan tidak bersih.  Sebab itu sangat dianjurkan untuk memakai air yang bersih di dalam membasuh alat kemaluan.
            Pada tahun 1963 di Kota Denver Amerika Serikat, dilanda wabah penyakit tipus ganas. Saat  itu di sana berlaku kebiasaan membersihkan kotoran dengan tisu. Setelah kejadian itu mereka menetapkan kebijakan, bahwa setiap orang yang selesai buang hajat diharuskan istinja’ dengan air. Semboyan baru mereka adalah “Kebersihan tubuh dijaga dengan menggunakan air, sebagaimana orang-orang Islam, bukan dengan tisu yang ada di WC.” Tak lama kemudian wabah tersebut reda.
Jelaslah kesimpulannya, bahwa istinja’ dengan air dapat mencegah wabah penyakit kolera dan menyebarnya penyakit lain ke tubuh manusia.
            Oleh sebab dinul Islam telah memberikan pendidikan yang agung buat umat manusia dengan dilarangnya kaum muslimin buang hajat: di air yang tenang, pada sumber air, di jalan atau (saluran) ke tempat air, tempat lalu-lintas orang, dan tempat-tempat yang teduh, karena tempat-tempat tersebut efektif sebagai tempat berkembangnya kuman dan bakteri penyebab penyakit, serta mediator terjadinya penularan penyakit. Dengan mematuhi tata tertib di atas, insya Allah umat Islam dan lingkungan akan terhindar dari penyakit seperti wabah kolera dan tipus

Mandi dan kesehatan

Mandi adalah menyiramkan air bersih merata ke seluruh tubuh. Kaum muslimin diwajibkan mandi lantaran berjunub, keluar mani, haid, dan nifas.
            Dengan mematuhi aturan Islam yang demikaan, maka setiap muslim harus bangga karena tetap berada satu tingkat di atas manusia lain yang tidak mewajibakan mandi jika junub. Tingkah laku tersebut tidak berbeda dengan hewan. Sedangkan seorang muslim adalah orang yang senang dengan kebersihan dan kesucian. Allah berfirman dalam surat Muhammad ayat ke-12, “Sungguh Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Dan, orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan makan seperti makannya binatang-binatang. Dan, neraka tempat tinggal mereka.”
Allah swt sangat menyukai orang-orang yang bersih sebagaimana diterangkan dalam surat al-baqarah ayat ke-222, “Sungguh Allah menyukai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang menyucikan diri.”
            Pada saat setelah kita melakukan hubungan suami isteri (bersenggama, red), pada pihak lelaki, mandi dapat membersihkan badan, alat kemaluan, mencegah terjadinya pengendapan kotoran, dan membersihkan keringat yang dapat membawa bakteri dan jamur yang menyebabkan timbulnya penyakit pada alat kemaluan.
            Sementara bagi pihak perempuan, mandi dapat melindungi alat kemaluan dari penyumbatan, penyakit jamur pada mulut rahim, dan timbulnya infeksi. Begitu juga bagi kaum perempuan yang selesai haid dan nifas, mandi dapat menghilangkan kotoran sisa darah haid atau nifas dan lenguh-lenguh keringat. Demikian pula bila persetubuhan dilakukan dalam keadaan suci dapat mencegah timbulnya penyakit, baik bagi suami maupun isteri.
            Oleh karena itu kita harus bangga sebagai orang Islam yang mempunyai pedoman Kitab Suci al-Qur`an dan al-Hadisusy Syarifah yang di dalamnya banyak menguraikan segenap hal yang berguna bagi kesehatan kita.
*Adalah dokter Ma’had Tee-Bee, pengasuh Rubrik Syifa’ dan NKS, juga penasehat Program Ngaji Sehat.
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar