Flu Burung
Akhir-akhir ini banyak kita
lihat di berbagai media massa, baik media cetak maupun media elektronik berita
tentang mewabahnya flu burung di negara kita semakin semarak. Tidak hanya di
negara kita, di Korea Selatan, Vietnam, Jepang, Hongkong, Belanda, Thailand,
Taiwan, Kamboja, Laos, China, dan Pakistan juga terserang wabah virus penyebab
flu burung ini. Virus yang diderita oleh hewan jenis unggas ini mulai menular
ke manusia melalui berbagai cara. Sebenarnya apakah flu burung itu? Bagaimana
gejala-gejalanya pada manusia? Dan bagaimana cara pencegahannya agar tidak
terserang virus yang kabarnya mematikan itu?
Penyakit flu
burung atau flu unggas ( bird flu atau avian flu) adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas, baik
burung, bebek, ayam serta beberapa hewan lainnya seperti babi, bururng puyuh
dan burung onta.
Penyakit ini
menular dari satu burung ke burung yang lain, akan tetapi manusia juga dapat
tertular virus ini. Penyakit flu burung dapat menular melalui udara yang
tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran burung atau unggas yang menderita
influenza, dan belum terbukti adanya penularan dari manusia ke manusia lain.
Virus flu burung atau avian influenza awalnya hanya ditemukan pada binatang
seperti burung, bebek, dan ayam. Namun sejak tahun 1997, virus ini mulai
menular ke manusia.
Virus penyebab
flu burung adalah virus influenza yang termasuk tipe A sub tipe H5,H7,dan H9.
Strain yang sangat virulen atau ganas dan menyebabkan flu burung adalah sub
tipe A H5N1.
Penyebaran
Penyakit Flu Burung.
Penyebaran flu
burung jelas melintasi batas negara, tetapi walau mewabah di benua Asia,
penyakit ini merupakan penyakit yang eksotis ( belum pernah ada ) di Indonesia.
Penyakit yang disebabkan oleh virus Avian Influenza jenis H5N1 yang terjadi
pada unggas ini sangat mematikan dan menjangkiti pekerja atau orang yang hidup
si lingkungan peternakan unggas. Sumber virus diduga berasal dari migrasi
burung dan transportasi unggas yang terinfeksi virus ini. Jalur pantura,
khususnya kabupaten Indramayu bias saja termasuk daerah yang terjangkit virus
penyebab penyakit flu burung ini. Dikarenakan wilayah udaranya selama ini
menjadi jalur lalu lintas jutaan burung pada saat pergantian musim. Burung dari
Australia dan Eropa dalam perjalanan migrasinya yang menempuh ribuan kilometer,
mengambil kepulauan Rakit sebagai tempat peristirahatan atau tempat transit.
Pulau Rakit Utara, Gosong, dan Rakit Selatan atau Pulau Biawak menjadi tempat
persinggahan jutaan ekor burung yang ringgal cukup lama, mereka bereproduksi
dan banyak yang sampai menetaskan telurnya.
Hasil
penelitian sementara Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen
P2MPLP, serta Departemen Kesehatan RI pada tanggal 1-3 Februari 2004 di sejumlah
wilayah Indonesia belum menemukan kasus flu burung pada manusia.
Melihat
kenyataan ini sebaiknya masyarakat tidak perlu panik dan khawatir dengan adanya
kasus flu burung di Indonesia, akan tetapi harus tetap waspada, terutama bagi
kelompok yang beresiko seperti para pekerja peternakan, dikarenakan di negara
lain virus ini telah menular pada manusia.
Flu burung
bias menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau
unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan
unggas, unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui
kotoran yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah
yang dihirup oleh manusia atau binatang lain.
Menurut WHO,
flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia disbanding dari manusia
ke manusia lain, kecuali jika virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur
dengan virus flu pada manusia.
Virus
ditularkan melalui air liur dan kotoran unggas. Penularan pada manusia karena
kontak langsung seperti menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi
melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu di kandangnya, atau dari
alat-alat peternakan dan pakan ternak tersebut. Penularan dapat juga terjadi
melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak, dan pada saat kegiatan jual
beli ayam hidup di pasar, serta berbagai macam mekanisme lainnya.
Dan perlu
ditegaskan lagi, penularan dari unggas ke manusia berasal dari unggas sakit
yang masih hidup dan menular, sedangkan unggas yang telah dimasak dan digoreng
tidak menularkan flu burung ke orang yang memakannya, dikarenakan virus flu
burung akan mati dengan pemanasan 80 derajat selama 1 menit.
Tanda dan Gejala Flu Burung
Tanda dan Gejala pada Unggas
Gejala flu
burung pada unggas sangat bervariasi, tergantung dari keganasan virus,
lingkungan dan keadaan unggas sendiri. Gejala yang timbul seperti jengger
berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata bengkak, demam, diare, tidak mau
makan, gangguan pernafasan ( batuk dan bersin). Gejala awal dapat berupa gangguan
reproduksi berupa penurunan produksi telur dan unggas mati tanpa gejala.
Kematian unggas dapat terjadi 24 jam setelah timbulnya gejala diatas.
Tanda dan Gejala pada Manusia
Gejala flu
burung pada dasarnya adalah sama dengan flu biasa lainnya, hanya cenderung
lebih sering dan cepat menjadi parah. Gejala tersebut seperti demam, batuk,
sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksi pada
selaput mata. Bila keadaan memburuk dapat terjadi severe respiratory distress
yang ditandai dengan adanya sesak nafas yang hebat dan mengarah ke infeksi
paru-paru ( pneumonia ).
Pencegahan terjangkitnya flu burung
Penularan flu
burung dapat dicegah dengan meningkatkan kebiasaan pola hidup yang sehat, dan
ini sangat penting. Secara umum pencegahan flu tentunya tetap menjaga daya
tahan tubuh, makan makanan dengan gizi yang seimbang dan sesuai jawdal,
istirahat teratur, serta dengan olah raga yang teratur.
Penanggulangan
terbaik saat ini memang berupa penanganan langsung pada unggas, yaitu
pemusnahan unggas atau burung yang terinfeksi flu burung, dan memberikan
vaksinasi bagi unggas yang belum terinfeksi virus ini. Pada manusia dianjurkan
untuk :
- Pada peternak dan pedagang unggas
·
Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi
setelah bekerja.
·
Hindari kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung.
·
Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
dan pakaian kerja.
·
Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja.
·
Kotoran dari saluran cerna unggas harus ditanam
atau dibakar agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
·
Kandang dan kotoran tidak boleh dikeluarkan dari
lokasi peternakan.
·
Alat-alat kerja yang digunakan dalam peternakan
harus dicuci dengan desinfektan.
·
Bersihkan kandang dan alat transportasi yang
membawa unggas.
·
Lalu lintas orang keluar masuk kandang dibatasi.
·
Imunisasi untuk unggas yang sehat.
- Untuk Masyarakat Umum
·
Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan
yang bergizi dan istirahat yang cukup.
·
Tidak mengimpor daging ayam atau sejenisnya dari
tempat yang diduga terkena wabah flu burung.
·
Mengolah unggas dengan cara yang benar, pilih
unggas yang sehat dan masak daging ayam atau unggas sampai suhu 80 derajat
Celsius selama 1 menit, serta memasak telur unggas sampai dengan suhu 64
derajat Celsius selama 5 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar