Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s
memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera datang
menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat
dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada
mereka. Yafits yang tidak datang karena lebih memilih berdua dengan istrinya
(berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak
kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar
sekaligus anak-anak dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan
bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya
kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi
ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil seperti
liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.
Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai
nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan
tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh sampai kemudian mati. Demikian
pula bila minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi.
Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya.
Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan
dan air.
Karena interaksi sosial yang tidak
kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka
kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah
komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain
meliputi bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas
seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan
minum, akan keluar secara serentak bersama-sama ke daerah-daerah sekitarnya
yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya,
mereka mampu menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek
dibandingkan oleh manusia normal. Bagi golongan raksasa karena mereka mampu
melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput adalah karena
sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga bila berjalan
sangat cepat seperti meluncur bersama angin.
Pada puncak keresahan masyarakat
pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit
kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak
bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang sebenarnya lebih sering tak
tampak karena tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s untuk
menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah menimbulkan kerusakan alam yang
akan terus bertambah luas.
"Berilah Aku potongan-potongan
besi," hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung
itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api itu)," Hingga apabila besi
itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata,"Berilah aku tembaga
(yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu." -Al Kahfi: 96-
Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul
Qarnain a.s kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj
dan Ma’juj untuk bersama-sama membuat dinding tembaga dan besi yang akan
menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat
yang sebelumnya tinggal di dekat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang
sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih
layak untuk di huni.
"Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-
Ya’juj dan Ma’juj yang telah
terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara,
bahkan dengan menjilatinya karena mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka
sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus.
Cara ini mampu membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis.
Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti
semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah
menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus
tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat
Ya’juj dan Ma’juj.
"Dzulqarnain berkata,"Ini
(dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku.
Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku itu adalah benar." -Al Kahfi: 98-
Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
"Hingga apabila dibukakan
(tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-
Mereka berusaha untuk keluar dengan
berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat
membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita
lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari
sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali
seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka
bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat
terjadi berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah
membuat lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita
lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini.”
Maka keesokan paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian terbukalah
dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar
sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah
berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan
dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi.
Pada saat Ya'juj dan Ma'juj
menyerang pada saat mendekati kiamat nanti dan saat itu masyarakat muslim
termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur). Nabi Isa dan
Umat muslim lalu bersama-sama berdoa kepada Allah agar terhindar dari masalah
akibat perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat
yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang langsung
mengakibatkan kematian mereka secara serentak. WaAllahu 'Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar