Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan
para sahabatnya serta umatnya yang berpegang teguh kepada sunnah-sunnahnya
hingga akhir zaman.
Allah
adalah Tuhan semesta alam. Dia-lah penguasa langit dan bumi serta apa yang ada
di dalamnya. Dia menetapkan takdir bagi semua makhluk-Nya dan menetapkan
syariat yang harus mereka jalankan. Dia menetapkan perintah dan larangan yang
harus dipatuhi, dan juga menyiapkan balasan bagi keduanya. Siapa yang taat
mendapat pahala sedangkan yang bermaksiat mendapat siksa.
Sesungguhnya
sejak awal Allah menciptakan manusia menyertakan kelemahan dalam diri mereka.
Lemah untuk melaksanakan berbagai perintah Allah yang sangat banyak dan lemah
dalam meninggalkan semua larangan karena banyaknya sarana yang memikat dan
menarik. Orang yang merasa dirinya sempurna dan hebat, tidak akan mau bertaubat
kepada Allah, karena merasa dirinya orang suci yang tidak memiliki dosa.
Karenanya Allah berfirman:
فَلا
تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
"Maka
janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang
orang yang bertakwa." (QS. Al Najm: 32)
Sesungguhnya
taubat adalah kebutuhan seorang hamba yang memahami kewajibannya dan kelemahan
dirinya dalam melaksanakan seluruh kewajiban tersebut. Maka banyak sekali kita
dapatkan dari ayat-ayat al-Qur'an dan hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam yang menganjurkan dan memotifasi seorang mukmin untuk bertaubat.
Di antaranya,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى
رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللهُ النَّبِيَّ
وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan
orang-orang mukmin yang bersamanya." (QS. At-Tahrim: 8)
وَتُوبُوا
إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung." (QS. An-Nur: 31)
أَفَلاَ
يَتُوبُونَ إِلَى اللهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Maka
Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Maidah : 74)
قُلْ
يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ
رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
"Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)
Diriwayatkan
dari Abu Sa'id Al-Khudri Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ
وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
"Sungguh
Allah 'Azza wa Jalla membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk merima
taubat pelaku dosa di siang hari, dan akan membentangkan tangan-Nya pada malam
hari untuk menerima taubat pelaku dosa di malam hari." (HR. Imam
Muslim)
Diriwayatkan
dari Rifa'ah Al-Juhni, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
اللهَ يُمْهِلُ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ مِنْ اللَّيْلِ نِصْفُهُ أَوْ ثُلُثَاهُ قَالَ
لَا يَسْأَلَنَّ عِبَادِي غَيْرِي مَنْ يَدْعُنِي أَسْتَجِبْ لَهُ مَنْ
يَسْأَلْنِي أُعْطِهِ مَنْ يَسْتَغْفِرْنِي أَغْفِرْ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ
الْفَجْرُ
"Sungguh
Allah akan memberi tangguh, sehingga berlalu setengah atau sepertiga malam,
lalu berfirman: 'hambaku tidak meminta kepada selain-Ku, maka siapa saja yang
berdoa kepada-Ku pasti kan Ku kabulkan, siapa saja yang meminta kepadaku pasti
kan kupenuhi permintaannya, siapa saja yang memohon ampun pada-ku pasti kan
kuampuni sehingga terbit faja'." (HR. Imam muslim dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda:
لَلَّهُ
أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ
كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا
طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي
ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا
قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
"Sungguh
Allah sangat gembira dengan taubat hambanya ketika bertaubat kepada-Nya,
melebihi senangnya seorang hamba yang bepergian dengan kendaraannya di sebuah
negeri yang gersang, lalu kendaraannya tadi hilang, padahal bekal makan dan
minumnya berada di atasnya, lalu ia patah harapan untuk mendapatkannya, lalu ia
berteduh di bawah pohon dengan diliputi kekecewaan. Ketika seperti itu,
tiba-tiba kendaraannya berdiri di sampingnya, lalu ia pegang tali kendalinya,
kemudian berkata dengan gembiranya : "Ya Allah, Engkau adalah hambaku
sedangkan akku adalah tuhan-Mu!! Dia telah melakukan kesalahan karena terlalu
gembira." (HR. Muslim)
Sebenarnya
ia ingin berkata: "Ya Allah, Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu", tapi
lidahnya terbalik seperti di atas karena kegembiraan yang luar biasa. Maka
Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraannya.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda:
لَوْ
أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ
عَلَيْكُمْ
"Seandainya
kalian semua melakukan kesalahan (dosa), sehingga dosa kalian mencapai setinggi
langit, kemudian kalian bertaubat pasti Allah akan mengampuni kalian."
(HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam al Shahihah: 2/604)
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda:
كُلُّ
بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
"Setiap
anak Adam pasti memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah
mereka yang mau bertaubat." (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh
Syaikh Al-Albani dalam al Misykah dan shahih sunan Ibni Majah)
. . . Sesungguhnya taubat adalah kebutuhan seorang hamba yang
memahami kewajibannya dan kelemahan dirinya dalam melaksanakan seluruh
kewajiban. . .
Syarat
Pokok Taubat
Sementara
syarat pokok bagi orang yang bertaubat: Pertama, benar-benar
menyesali perbuatan maksiatnya. Kedua, meninggalkan kemaksiatan
yang telah dikerjakannya. Ketiga, bertekad kuat untuk tidak
mengulanginya jika kesempatan serupa datang kepadanya. Keempat,
memperbanyak istighfar (meminta ampunan) kepada Allah Ta'ala. Kelima,
mengikutinya dengan amal-amal shalih dengan harapan supaya amal kebaikan itu
menghapuskan keburukan-keburukannya.
Disyariatkannya
Shalat Taubat
Dengan
rahmat Allah yang luas, Dia menjadikan perbuatan dosa sebagai titik tolak untuk
mendapatkan ridha-Nya. Yaitu dengan bertaubat kepada-Nya. Bahkan Dia menjadikan
kegiatan taubat dari dosa sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
Karenanya, Dia Subhanahu wa Ta'ala mensyariatkan satu amal utama dalam
Islam yang bisa dijadikan sarana oleh seorang mudznid (orang yang berdosa)
dalam mengharap agar diterima taubatnya, yakni shalat taubat.
Empat
Imam Madhab bersepakat atas disyariatkannya shalat taubat. Dasarnya adalah
hadits dari Abu Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا
مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي
رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
"Tidaklah
seorang hamba berbuat satu dosa, lalu ia bersuci dengan baik, lalu berdiri
untuk shalat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah
akan mengampuni dosanya."
Kemudian
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca:
وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ
يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. [QS. Ali
Imran: 1365]." (HR. Abu Dawud no. 1521. Dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih Abi Dawud)
Penulis
Shahih Fiqih Sunnah dalam megomentari hadits di atas, "Dalam sanadnya
terdapat kelemahan, hanya saja ayat tersebut menguatkan maknanya. Di samping
itu, hadits ini juga dishahihkan oleh sebagian ulama." (Shahih Fiqih
Sunnah: 2/95)
Imam
Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu,
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Siapa yang berwudhu dan memperbagus wudhunya, lalu berdiri shalat dua
rakaat atau empat (salah seorang perawi ragu), ia memperbagus dzikir dan
khusyu' dalam shalatnya, kemudian beristighfar (meminta ampun) kepada Allah 'Azza
wa Jalla , pasti Allah megampuninya." (Para pentahqiq al-Musnad
mengatakan: Isnadnya hasan. Syaikh Al-Albani menyebutkannya dalam Silsilah
al-Ahadits al-Shahihah, no. 3398). Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar