KISAH TALUT DAN JALUT
Kisah ini terjadi sesudah zaman
Nabi Musa di mana orang Bani Israil telah meminta kepada nabi mereka yaitu
Nabi Samuel untuk mengangkat seorang raja untuk memerangi Jalut yang
telah mengusir mereka dari kampungnya."Angkatlah
seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah." kata
mereka.
"Jangan-jangan
jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga," jawab Nabi Samuel.
"Mengapa kami
tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung
halaman kami dan dipisahkan dari anak-anak kami," jawab mereka.
Namun, ketika perang itu
diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka.
Terbuktilah anggapan Nabi Samuel tersebut.
Kemudian, Nabi Samuel menyatakan
bahwa Allah telah mengangkat Talut, seorang petani dan peternak miskin dari
desa, menjadi raja mereka, dan keputusan itu telah dibangkang sepenuhnya oleh
mereka.
"Bagaimana Talut
memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu
daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?" jawab mereka.
"Allah telah
memilihnya menjadi raja kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan kekuatan.
Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah
Mahaluas, Maha Mengetahui,"
jawab Nabi Samuel.
Lalu didatangkan kepada mereka
bukti yaitu Tabut, peti kayu berlapiskan emas yang didalamnya berisi
ketenangan dan peninggalan keluarga Nabi Musa dan Harun (At Thobari).
Ketika Talut membawa bala
tenteranya sejumlah 80 Ribu orang (riwayat lain 300 Ribu orang) untuk melawan
tentara Jalut termasuk didalamnya Nabi Daud. Talut berkata, "Allah akan
menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barang siapa meminum airnya, dia
bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah
pengikutku kecuali mengambil secukupnya dengan tangan"
Tibalah mereka pada sebuah sungai antara Urdus (Jordan) dan palestin nafsu mereka
mengalahkan segalanya. Banyak dari tentara Talut melanggar perintah tersebut
dengan meminum air sepuas-puasnya pada sungai tersebut. Dan tentara Talut
menyusut menjadi 319 orang (riwayat lain, 313) yang tetap taat terhadap
perintah Talut dengan minum secukupnya.
Setelah itu, mereka meneruskan
perjalanan, Talut dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai
itu, mereka yang tidak taat berkata,
"Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala
tenteranya".
Namun, bagi mereka yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Allah pula berkata, "Betapa
banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah
berserta orang-orang yang sabar."
Maka, semakin berkuranglah tentera
Talut yang terus berjuang. Mereka berhasil melewati ujian-ujian Allah. Mereka
sangat kuat dan bersemangat. Mereka tidak seperti orang-orang yang luntur
iman mereka, yang telah keluar sebelum sempat berhadapan dengan bala
tentera Jalut.
Dan ketika mereka maju melawan
Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan
kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan
tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir"
Meskipun dengan jumlah tentara
yang sedikit, Talut tetap maju melawan Jalut. Kedua pasukan pun bertemu dan
terjadilah perang tanding satu lawan satu. Daud juga mendapat giliran. Ia
berani melawan Jalut, pemimpin pasukan lawan. Melihat sosok kecil Daud, Jalut
meremehkannya dengan menggertak, " Enyahlah kau, aku tidak suka membunuh
anak kecil." Tidak mau kalah, Daud menyahut, " Aku suka
membunuhmu." Serangan Daud ternyata merepotkan Jalut. Daud mampu
mengalahkan, bahkan membunuh Jalut. Dengan demikian, pasukan Talut memetik
kemenangan. Keberhasilan Daud ini menjadi buah bibir di kalangan Bani Israil.
Dan akhirnya beberapa tahun
kemudian, Allah memberikan kekuasaan pada Daud menggantikan Talut dan
mengangkat Daud menjadi Nabi.
Sumber: Surah Al Baqoroh ayat
246-252 dan berbagai sumber.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar